Istilah kosmetik, yang dalam bahasa Inggris “cosmetics”, berasal dari bahasa Yunani “kosmētikos” yang berarti kecakapan dalam menghias; juga dari kata “kosmein” yang berarti menata atau menghias. Kata ini memiliki akar kata dari “kosmos” yang merujuk kepada keteraturan (order) dan harmoni dari seluruh semesta, juga merupakan bentuk atau struktur suatu benda. Salah satu arti kosmos—yang juga dikontraskan dengan chaos—adalah hiasan yang tertata, ornamen yang harmonis, seperti kalung dan anting yang digunakan perempuan untuk mempercantik diri mereka.
Uraian di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud kosmetika adalah suatu campuran bahan yang digunakan pada tubuh bagian luar dengan berbagai cara untuk merawat dan mempercantik diri sehingga dapat menambah daya tarik dan menambah rasa percaya diri pemakaian dan tidak bersifat mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit tertentu.
Istilah kosmetik telah digunakan oleh beberapa profesi yang berbeda yaitu antara lain :
- Dalam profesi kedokteran terdapat ahli bedah plastik, dokter gig, dan ahli kulit. Yang terakhir disebutkan ini melihat kosmetik sebagai produk untuk mencegah kerusakan kulit maupun sebagai produk yang dapat menimbulkan kerusakan kulit.
- Ahli biologi dan fisiologi, yang mempelajari struktur kulit, rambut, gigi, serta proses yang terjadi di dalamnya
- Ahli mikrobiologi yang meneliti masalah pengawetan kosmetik.
- Ahli kimia organik, yang mengembangkan bahan dasar dan bahan baru untuk industri kosmetik
- Ahli kimia fisika, yang mempelajari sifat dan perilaku emulsi serta surfaktan
- Ahli farmasi dan kimia
- Ahli penata rambut dan kecantikan Penggunaan istilah kosmetik oleh beberapa profesi menyebabkan pengertian kosmetik yang luas dan berbeda – beda.
- Kosmetika tradisional Kosmetika Tradisional adalah kosmetika alamiah atau kosmetika asli yang dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang telah dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita. Cara tradisional ini merupakan kebiasaan atau tradisi yang diwariskan turun-temurun dari leluhur atau nenek moyang kita (Retno I.S. Tranggono, 1992: 30). Kosmetika tradisional dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kosmetika tradisional murni dan semi tradisional. Kosmetika tradisional murni adalah kosmetika yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional (Dhody S. Putro, 1998:2). Sedangkan kosmetika semi tradisional adalah adalah kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan bahan kimia, seperti bahan pengawet (Dhody S. Putro, 1998:2).
- Kosmetika modern Kosmetika Modern adalah kosmetika yang diproduksi secara pabrik (laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak (Yuswati, 1996: 66). Kosmetika modern yang beredar dipasaran dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu Cosmedics atau Cosmetics Medicated (diolah dan diformulasikan secara ilmiah berdasarkan konsep kesehatan, dengan menggunakan bahan-bahan kimia pilihan dari kualitas tinggi (Retno I.S. Tranggono, 1992: 29). dan Komestika Hipoalergik (tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi pada kulit ) Pada era ini para remaja lebih cenderung menggunakan kosmetika modern untuk mempercantik dirinya, disamping karena lebih mudah penggunaannya juga efek yang dirasakannya lebih cepat.
Dampak Pemakaian Kosmetik yang Salah
Perlu diketahui bahwa kebanyakan kosmetik modern mengandung beberapa zat yang dapat merusak kulit dan mengganggu kesehatan bahkan adapula yang mengandung karsinogenik (Zat penyebab kanker), bahan – bahan itu antara lain :
1. Sodium Lauryl Sulfate (SLS) and Ammonium Lauryl Sulfate (ALS)
Zat ini sering digunakan untuk campuran shampoo, pasta gigi, sabun wajah, pembersih badan dan sabun mandi. SLS dan ALS dapat menyebabkan iritasi kulit yang hebat dan kedua zat ini dapat dengan mudah diserap ke dalam tubuh. SLS dan ALS juga berpotensi menyebabkan katarak dan menganggu kesehatan mata pada anak anak.
2. Bahan Pengawet Paraben, Propylene Glycol
Zat ini dapat menyebabkan kemerahan dan reaksi alergi pada kulit. Penelitian terakhir di Inggris menyebutkan bahwa ada hubungan antara penggunaan paraben dengan peningkatan kejadian kanker payudara pada perempuan.
3. Isopropyl Alcohol, DEA (Diethanolamine)
Zat ini dapat menyebabkan kemerahan pada kulit dan dermatitis kontak. Studi terakhir juga menunjukan bahwa zat ini dapat merusak ginjal dan hati.
4. TEA (Triethanolamine) and MEA (Monoethanolamine)
Zat ini dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak lapisan asam kulit sehingga bakteri dapat tumbuh dengan subur. Disamping itu, alkohol juga dapat menyebabkan penuaan dini.
5. Aluminium
Aluminium diduga berhubungan dengan penyakit pikun atau Alzheimer’s.
6. Minyak Mineral
Minyak ini akan melapisi kulit seperti mantel sehingga pengeluaran toksin dari kulit menjadi terganggu. Hal ini akan menyebabkan terjadinya jerawat dan keluhan kulit lainnya.
7. Polyethylene Glycol (PEG).
PEG akan menganggu kelembaban alami kulit sehingga menyebabkan terjadinya penuaan dini dan kulit menjadi rentan terhadap bakteri.
Tips memilih kosmetik
Kita seringkali tidak memahami, apa bahan dasar yang dipakai untuk produk tertentu yang kita pakai. Oleh karena itu, lebih baik kita lebih berhati-hati dalam memilih kosmetika yang aman untuk kita gunakan. Dr Robert Greene, penulis buku. Hormone Balance for Fertility, memberikan 5 tips untuk menghindari penggunaan kosmetik yang salah, yaitu:
- Menggunakan bahan organik. Secara umum, bahan-bahan ini aman dan hanya sedikit mengandung zat kimia. Anda tetap harus mengecek lagi label yang mencantumkan bahan-bahan yang dipakai, dan pastikan tidak ada yang berbahaya.
- Gunakan make-up yang simpel. Lebih sedikit yang Anda pakai akan lebih baik. Kurangi penggunakan bahan make-up yang tidak perlu untuk keperluan sehari-hari.
- Jangan menggunakan make-up yang mengandung parfum. Ada sebagian make-up atau kosmetik yang memang menggunakan parfum sebagai tambahan untuk produknya. Perlu Anda ketahui, bahan kimia yang bisa merusak tubuh umumnya terdapat pada bahan yang mudah meresap ke pori-pori tubuh dan masuk ke aliran darah. Seperti parfum, contohnya.
- Kurangi penggunaan kuteks. Saat memulas cat kuku, pastikan Anda berada dalam ruangan yang terbuka (bau cat kuku yang umumnya mengandung zat kimia bisa meresap masuk lewat pernafasan). Akan lebih baik jika Anda menghindari cat kuku yang mengandung phthalates. Begitu juga dengan cat rambut.
- Buat daftar belanja Anda. Lembaga non profit bernama Environmental Working Grup memiliki data lengkap tentang produk-produk yang bebas biomutagen.
0 komentar:
Posting Komentar