Dear My Everlasting Friendship
Mungkin sebatas kata tak mampu melampaui ungkapan perasaan cintaku. Namun ijinkan tanganku menggoreskan coretan pada selembar kertas tanpa arti ini.
Mungkin tetesan tinta tak dapat mengimbangi beban sakit yang kau rasakan. Tak cukup fisik, bahkan rintihan batinmu menyeruak menyentuh naluriku. Menahan sikap kaum yang tak memiliki hati, entah hilang, entah menjadi gelap. Kaum yang hanya bermain dengan masa lalumu, menganggapmu sebatas lepas dari pentahiran belaka.
Mungkin keadilan memang hanya di alam tak bernyawa. Namun perjuanganmu bukan sekadar kata tanpa nyawa.
Semangatmu mampu kalahkan ketidakadilan, senyummu mampu luluhkan keangkuhan.
Ulurkan tangamu, kan kugenggam dengan hati tanpa prasangka. Kuharap hatiku bertaut dengan hatimu dalam ikatan melebihi sahabat. Ku tak pandang masa lalumu, karena waktu akan berjalan meninggalkan yang telah lalu, berlari menjemput masa depanmu yang penuh mimpi.
Kita adalah sama. Tuhan memandang kita dengan tatapan yang sama. Terlahir dan hidup di bumi yang sama, menghirup dan berbagi udara yang sama, kita pun memiliki cita – cita dan untaian asa yang sama tuk berkarya.
Teruslah berkarya dalam senyuman. Karena senyummu mampu memberi istirahat bagi rasa lelahku, senyummu mampu memberi sinar terang saat aku berputus asa, senyummu mampu memberi sinar mentari bagi kepedihan hatiku, dan senyummu mampu menjadi penangkal dalam setiap kesulitan hidup ini, maka apapaun yang terjadi tersenyumlah. Aku akan selalu berada disini untukmu.
Your lovely Friend
_Surat buat mereka yang telah terbebas dari penyakit kusta_
0 komentar:
Posting Komentar