Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Sehat? Tentu saja kesehatan tak pernah lepas dari persoalan universal dan kebutuhan dasar manusia. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan menjadi salah satu unsur utama kesejahteraan. Sebagaimana ungkapan bahwa kesehatan bukanlah segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya bukanlah apa-apa.
Pernahkah anda lihat seseorang yang bahagia ketika sakit? Tentu jarang bukan. Walupun harta sebanyak apapun, tanpa kesehatan, hidup tidaklah ada artinya. Dapat kita bayangkan, sebarapa banyak kerugian yang kita peroleh jika kita kehilangan kesehatan.
Wealth is Something, but Health is Everything, ungkapan ini cukup menggambarkan arti pentingnya kesehatan.
Sekarang mari kita tengok, bagaimana Islam menilai kesehatan. Islam memandang, bahwa kesehatan merupakan nikmat dan karunia Allah SWT yang wajib disyukuri. Disamping itu, sehat juga adalah obsesi setiap insan berakal, maksudnya, siapa sih orang yang tidak ingin selalu sehat?
Meskipun nikmat merupakan kebutuhan fitrah manusia, tetapi banyak manusia yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat ini, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw :
“Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat dan peluang kesempatan” (HR Imam Bukhari). Karenanya kesehatan menjadi salah satu perkara yang diminta pertanggungjawabannya di hadapan pengadilan Allah SWT, seperti dalam hadits Nabi : “Nikmat yang pertama ditanyakan kepada setiap hamba pada hari Kiamat dengan pertanyaan “Tidakkah telah Kami sehatkan badanmu dan telah Kami segarkan (kenyangkan) kamu dengan air yang sejuk” (HR Imam Tirmizi).
Untuk itu, marilah kita selalu mensyukuri kesehatan yang kita miliki dengan senantiasa menjaganya.
Perlu kita ketahui, dalam ajaran Islam melalui berbagai ibadah yang diperintahkan akan dapat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap status kesehatan, baik fisik/jasmani maupun mental/rohani, sosial maupun ekonomi.
Asal kita tahu, ajaran Islam itu sangat memperhatikan tentang kesehatan. Banyak tuntunan dan petunjuk Rasulullah SAW terkait kesehatan yang merupakan penjelasan dan pengamalan pokok-pokok Al-Qur’an serta tecermin dalam kehidupan dalam hubungannya dengan keluarga, sahabat, kehidupan pribadi, serta kelompok. Salah satunya seperti dalam sabda Rasull “an-nazhâfatu minal iimân”, Kebersihan merupakan sebagian dari iman dan telah diwujudkan dengan perintah agama Islam. Kebersihan (dari najis maupun hadats) merupakan syarat dari amal ibadah, seperti shalat dan thawaf. Secara umum dikenal dengan slogan “kebersihan pangkal kesehatan”.
Rasulullah SAW menyatakan bahwa Mukmin yang kuat lebih disukai Allah dibanding mukmin yang lemah. Sebagai insan yang ingin lebih dicintai Allah SWT dan mencintai Rasulullah SAW sang Uswatun Hazanah, hendaknya kita pun melakukan hal – hal yang dilakukan oleh beliau.
Adapun yang paling penting selalu kita jaga adalah kesehatan rohani. Sehatnya rohani akan memberikan pengaruh pada kesehatan jasmani. Misalnya saja ketika seseorang merasa gelisah, stress, maupun galau, maka akan dapat berpengaruh pada menurunnya nafsu makan. Ketika nafsu makan berkurang berakibat pada fisik menjadi kurus, lemah sehingga akan mudah terjangkiti penyakit-penyakit jasmani lainnya.
Kita tengok kenyataan sekarang, kasus bunuh diri di tengah masyarakat yang makin meningkat, salah satu penyebab utamanya adalah krisis mental/rohani. Muhammad Hasan Aydid, menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya penyakit jasmani pada manusia adalah gangguan pikiran/kejiwaan (psikosomatik). Gangguan pikiran merupakan salah satu indikasi orang yang mengalami gangguan kesehatan rohani.
Kedudukan dan urgensi kesehatan jasmani dan rohani didasarkan bahwa kesehatan merupakan nikmat dan amanah Allah SWT yang tak ternilai harganya, serta kesehatan merupakan amanat Allah SWT. Bentuk mensyukuri nikmat kesehatan adalah, memeliharanya agar tidak terjangkiti berbagai penyakit, termasuk jangan sampai rohani kita terganggu.
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat melihat bagaimana ajaran dalam Islam sangat memperhatikan dan mendukung sepenuhnya terhadap seluruh dimensi kesehatan secara fisik, mental, seosial dan ekonomi. Dalam dimensi fisik, Islam mengajarkan tentang berbagai perilaku hidup bersih dan sehat, seperti kebersihan, tata cara makan, istirahat, dan gerakan tubuh serta kekuatan fisik. Dimensi mental yang mencakup pikiran, emosional dan spiritualitas tercermin dalam praktek keagamaan dalam bentuk dan orientasi pada kesabaran, penghambaan, kepatuhan, kebahagiaan, keselamatan dan kedamaian. Pada dimensi sosial dan ekonomi banyak ajaran dan praktek bernilai sosial dan ekonomi, seperti ibadah zakat, shalat berjama’ah, silaturahmi, sedekah dan lain - lain.
Tidak terlepas dari semuanya dan perlu selalu kita ingat dengan menghilangkan sifat takabur bahwa pemilik dan pemberi kesehatan itu hanyalah Allah SWT. Kita sebagai manusia hanya dapat berusaha dan ikhtiar untuk mendapatkan kesehatan. Sepandai apapun dokter dan seampuh apapun obat, tidak akan pernah bisa menyembuhkan kecuali dengan izin Allah SWT. Untuk itu, marilah senantiasa kita berdo’a dan memohon kepada Allah SWT agar diberi kesehatan, dengan memanjatkan do’a ..
“Ya Allah, sehatkan badanku, sehatkan telingaku, sehatkan penglihatanku, jadikan semua itu pewaris hidupku”.